IMAN KEPADA QADHA DAN
QADAR
Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut bahasa Qadha memiliki
beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak,
pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha
adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang
segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa
adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan
atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk
tertentu sesuai dengan iradah-Nya.

1) Selalu
menyadari dan menerima kenyataan
Iman
kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima kenyataan
hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada
hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT.
Firman
Allah SWT :
ö@è% `tB #s Ï%©!$# /ä3ßJÅÁ÷èt z`ÏiB «!$# ÷bÎ) y#ur& öNä3Î/ #¹äþqß ÷rr& y#ur& ö/ä3Î/ ZptHôqy 4 wur tbrßÅgs Mçlm; `ÏiB Âcrß «!$# $|Ï9ur wur #ZÅÁtR ÇÊÐÈ
Artinya : “Katakanlah :
“Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Allah menghendaki
bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan orang-orang munafik
itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah”. (QS.
al-Ahzab : 17)
2) Senantiasa
bersikap sabar
Orang yang beriman kepada qadha dan
qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik
dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang
atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT
senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uøIã br& (#þqä9qà)t $¨YtB#uä öNèdur w tbqãZtFøÿã ÇËÈ
Artinya : “Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan,
sedang mereka tidak diuji lagi ?”. (QS.
al-Ankabut : 2)
Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya
pendidikan, fisik yang lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana
alam, dan sebagainya. Perhatikan firman Allah berikut :
Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ÌÏe±o0ur úïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ
Artinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah :
155)
Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi
berita gembira kepada orang- orang yang
sabar. Memang dalam menghadapi cobaan diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar
akan sulit manusia mencapai sukses.
3) Rajin
dalam berusaha dan tidak mudah menyerah
Agar seseorang terus giat berusaha ia
pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan.
Firman Allah :
br&ur }§ø©9 Ç`»|¡SM~Ï9 wÎ) $tB 4Ótëy ÇÌÒÈ ¨br&ur ¼çmu÷èy t$ôqy 3tã ÇÍÉÈ §NèO çm1tøgä uä!#tyfø9$# 4nû÷rF{$# ÇÍÊÈ ¨br&ur 4n<Î) y7În/u 4pktJYßJø9$# ÇÍËÈ
Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu
kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah
kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42)
4) Selalu
bersikap optimis, tidak pesimis
Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar
dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin
walau sering gagal, pasti suatu saat
akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT :
¢ÓÍ_t7»t (#qç7ydø$# (#qÝ¡¡¡ystFsù `ÏB y#ßqã ÏmÅzr&ur wur (#qÝ¡t«÷($s? `ÏB Çy÷r§ «!$# ( ¼çm¯RÎ) w ß§t«÷($t `ÏB Çy÷r§ «!$# wÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ
Artinya : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir.” (QS. Yusuf : 87)
5) Senantiasa
menerapkan sikap tawakal
Tawakal (berserah diri kepada Allah SWT
akan tumbuh pada diri seseorang jika ia
meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana
sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah
sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada
keburukan. Firman Allah SWT :
ÎoTÎ) àMù=©.uqs? n?tã «!$# În1u Oä3În/uur 4 $¨B `ÏB >p/!#y wÎ) uqèd 8Ï{#uä !$pkÉJuϹ$uZÎ/ 4 ¨bÎ) În1u 4n?tã :ÞºuÅÀ 8LìÉ)tGó¡B ÇÎÏÈ
Artinya : “Sesungguhnya aku
bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata
pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas
jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56).

Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Qadha
adalah ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap
segala sesuatu sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum sesuatu itu
terjadi. Segala sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu
karena Dialah yang merencanakan serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik
malaikat, syetan, jin, maupun manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana
Allah SWT tersebut. Manusia punya
rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini merupakan salah satu
bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia memang diberi kemampuan
untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah SWT dan kekuasaan-Nya adalah
di atas segala-galanya. Ketentuan Allah
SWT ini merupakan hak mutlak (absolut),
tanpa campur tangan siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus
mau menerima kenyataan. Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini
merupakan kekuasaan Allah SWT semata.
“Diriwayatkan dari
Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda: Allah SWT mengutus Malaikat
ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani.
Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa
segumpal darah. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata
lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat
keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai
Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau
bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-galanya dicatat ketika masih di dalam
kandungan ibunya”. (HR Bukhari dan
Muslim)
Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah
SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan
yang telah dipastikan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Oleh karena itulah,
baik buruknya telah direncanakan terlebih dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah SWT :
ª!$# ãNn=÷èt $tB ã@ÏJøtrB @à2 4Ós\Ré& $tBur âÙÉós? ãP$ymöF{$# $tBur ß#y÷s? ( @à2ur >äóÓx« ¼çnyYÏã A#yø)ÏJÎ/ ÇÑÈ
Artinya : “Dan segala
sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.”
(QS Ar Ro’du: 8)
Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa qadha dan qadar atas diri
manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum manusia ada atau
dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar
biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat
dikatakan pula dengan beriman kepada takdir.
Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan
atau peristiwa yang yang telah terjadi, contoh :
1) Terjadinya
musibah bencana tsunami di Aceh pada
tanggal 26 Desember tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal
dunia. Sebelum kejadian tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya.
2) Dalam
suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada
seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal,
si bayi adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak mampu mencari
perlindungan, tetapi malah dia yang selamat. Sementara penumpang lain yang
sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia.
3) Ada
seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung memperkirakan anak tersebut
kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya. Namun, setelah anak
tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang, sehingga dia
menjadi orang yang kaya.
Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali
peristiwa yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari
Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar
Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang
beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya qadha dan qadar. Firman
Allah SWT :
ß§ôJ¤±9$#ur ÌøgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ
Artinya : “Dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir) Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yasin : 38)
Dalam
surat al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman :
!$tB z>$|¹r& `ÏB 7pt6ÅÁB Îû ÇÚöF{$# wur þÎû öNä3Å¡àÿRr& wÎ) Îû 5=»tGÅ2 `ÏiB È@ö6s% br& !$ydr&uö9¯R 4 ¨bÎ) Ï9ºs n?tã «!$# ×Å¡o ÇËËÈ
Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul
mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (QS. al-Hadid : 22)

Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah
ditentukan oleh Allah sejak zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah
tersebut ada juga yang mengikutsertakan peran makhluk-Nya. Karena itulah,
takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq :
1) Takdir
Mubram
Dalam bahasa Arab, mubram
artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan. Jadi, takdir
mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku atas setiap
diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada
campur tangan atau rekayasa dari manusia.
Contoh takdir mubram antara lain :
a. Waktu
ajal seseorang tiba
b. Usia
seseorang
c. Jenis
kelamin seseorang
d. Warna
darah yang merah
e. Bumi
mengelilingi matahari
f. Bulan
mengelilingi bumi
Jika
Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu
tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan
tempat yang sudah ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari
malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat
kokoh.
Allah
SWT. berfirman :
$yJoY÷r& (#qçRqä3s? ãN3.Íôã ÝVöqyJø9$# öqs9ur ÷LäêZä. Îû 8lrãç/ ;oy§t±B 3 bÎ)ur öNßgö6ÅÁè? ×puZ|¡ym (#qä9qà)t ¾ÍnÉ»yd ô`ÏB ÏZÏã «!$# ( bÎ)ur öNßgö6ÅÁè? ×py¥Íhy (#qä9qà)t ¾ÍnÉ»yd ô`ÏB x8ÏZÏã 4 ö@è% @@ä. ô`ÏiB ÏZÏã «!$# ( ÉA$yJsù ÏäIwàs¯»yd ÏQöqs)ø9$# w tbrß%s3t tbqßgs)øÿt $ZVÏtn ÇÐÑÈ
Artinya : “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
meskipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. an-Nisa : 78)
2) Takdir
Mu’allaq
Dalam
Bahasa Arab, mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir muallaq
berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha
atau ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin
dari Allah SWT.
Allah
SWT. berfirman :
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya :
“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. ar-Ra’d : 11)
Beberapa
contoh takdir mu’allaq antara lain
adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya,
atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu
datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha. Untuk menjadi
pandai kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan
hidup hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak
mungkin kita menjadi pandai kalau kita malas belajar atau suka membolos.
Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup boros;
atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka
apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud. Sebagaimana ciri orang yang
beriman kepada qadha dan qadar di atas, orang yang meyakini takdir Allah SWT,
tidak boleh pasrah begitu saja kepada nasib karena Allah SWT memberikan akal yang
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT juga memberikan
tubuh dalam bentuk sebaik-baiknya untuk digunakan sarana berusaha. Dengan
demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah bukan berarti
kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu takdir dari Allah;
melainkan juga berusaha yang giat sepenuh hati mengubah nasib sendiri, berupaya
bekerja dengan keras mencapai apa yang kita cita-citakan.
Fungsi Iman Kepada Qadha dan
Qadar
1. Menyadari dan menerima kenyataan Iman
kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima
kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan
Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman
Allah SWT
ö@è% `tB #s Ï%©!$# /ä3ßJÅÁ÷èt z`ÏiB «!$# ÷bÎ) y#ur& öNä3Î/ #¹äþqß ÷rr& y#ur& ö/ä3Î/ ZptHôqy 4 wur tbrßÅgs Mçlm; `ÏiB Âcrß «!$# $|Ï9ur wur #ZÅÁtR ÇÊÐÈ
Artinya
: “Katakanlah:
“Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Allah
menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan
orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong
selain Allah”. (QS. al-Ahzab 17)
2. Membentuk dan meningkatkan
kesabaran Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima
segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau
susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian
orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil
jiwanya.
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uøIã br& (#þqä9qà)t $¨YtB#uä öNèdur w tbqãZtFøÿã ÇËÈ
Artinya : “Apakah manusia itu mengira
mereka akan dibiarkan, sedang mereka tidak diuji lagi ?”. (QS. al-Ankabut : 2)
Wujud ujian dan cobaan bisa
berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang lemah, penyakit, orang tua
meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya.
Perhatikan firman Allah
Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ÌÏe±o0ur úïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ
artinya: “Dan sungguh
akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah : 155)
3. Sebagai pendorong dalam
berusaha agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala
hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman
Allah :
br&ur }§ø©9 Ç`»|¡SM~Ï9 wÎ) $tB 4Ótëy ÇÌÒÈ ¨br&ur ¼çmu÷èy t$ôqy 3tã ÇÍÉÈ §NèO çm1tøgä uä!#tyfø9$# 4nû÷rF{$# ÇÍÊÈ ¨br&ur 4n<Î) y7În/u 4pktJYßJø9$# ÇÍËÈ
Artinya :
“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”.
(QS an-Najm : 39-42)
4. Menumbuhkan Sikap Optimis
Keyakinan
terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah
putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil
sehingga tidak akan berputus asa.
5. Menumbuhkan jiwa tawakal
Jiwa
tawakal pasrah kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia
meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana
sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah
sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada
keburukan. Firman Allah SWT :
ÎoTÎ) àMù=©.uqs? n?tã «!$# În1u Oä3În/uur 4 $¨B `ÏB >p/!#y wÎ) uqèd 8Ï{#uä !$pkÉJuϹ$uZÎ/ 4 ¨bÎ) În1u 4n?tã :ÞºuÅÀ 8LìÉ)tGó¡B ÇÎÏÈ
Artinya
: “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada
satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya.
Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar